Menelusuri Perjalanan Psikologis Seorang "Pria yang Mencuci Piring"

Apa jadinya ketika seorang psikiater, yang notabene tukang ngobatin orang-orang sedih dan kehilangan, malah mengalami kesedihan dan kehilangan? Buku ini menawarkan perspektif menarik tentang proses berduka melalui pengalaman pribadi seorang psikiater, dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ., yang menghadapi kehilangan anaknya. Dengan gaya penulisan yang sederhana dan penuh makna, buku ini mengajak pembaca untuk menyelami dunia psikis seseorang yang berjuang untuk mengatasi kesedihan dan menemukan kembali kekuatan untuk melanjutkan hidup. Buku ini disusun dengan gaya yang mudah dipahami, menggunakan diksi sederhana yang cocok untuk kalangan luas. Meskipun penulis adalah seorang profesional medis yang akrab dengan istilah psikologi dan kedokteran, ia berhasil mengemas konsep-konsep tersebut dalam bahasa yang sangat mudah dipahami, sehingga pembaca dari berbagai latar belakang dapat menikmati dan mengambil manfaat dari pembacaannya. Secara struktur, buku ini terdiri dari 16 judul, yang secara berur...

Khutbah Jumat - Empat Hal untuk Menggapai Kesempurnaan Puasa


Khutbah I

Kesempurnaan Puasa


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْققَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Hadirin rahimakumullah

Puasa adalah salah satu upaya kita untuk menggapai ketakwaan. Setelah segala upaya kita dalam menjalankan puasa, mulai dari bangun sahur, menahan lapar dan dahaga, menahan nafsu, serta mengisi puasa ini dengan berbagai kerja-kerja kebaikan, kita sangat berharap bahwa puasa kita bisa berjalan dengan sempurna. Sempurna dalam waktunya: waktu imsaknya, waktu iftarnya, hari mulainya, juga hari lebarannya. Pun sempurna dalam pelaksanaannya. 


Dalam kesempatan yang baik ini, khatib ingin bicara tentang kesempurnaan puasa dari segi pelaksanaanya. Bahwa dalam pelaksanaannya, puasa adalah ibadah yang secara eksplisit meniru sifat faali Allah. Allah tidak makan, tidak minum, tidak melakukan hubungan badan, yang ketiga hal itu ditiru dalam pelaksanaan puasa. Secara substansi, puasa tidak hanya meneladani sifat Allah yang tidak makan/minum saja, tapi juga meneladani sifat Allah yang Maha Pemaaf, Maha Mengetahui, Maha Dermawan, dan sebagainya.


Kita ambil contoh bagaimana sifat Allah diteladani dalam puasa ini, salah satunya sifat Allah Al-Ghaniy, Maha Kaya. Dalam bahasa Arab, ‘kaya’ punya padanan kata Ghaniy atau Tsariy. Bedanya, Tsariy artinya banyak harta saja, sementara Ghaniy artinya fase tidak butuh apa-apa karena segalanya sudah mencukupi. Allah Al-Ghaniy artinya Allah yang tidak butuh pada apapun karena kemaha-kayaannya sudah mencukupi segalanya. Dan ketika melaksanakan puasa ini, sifat itu bisa kita teladani dengan menghadirkan mindset bahwa kita punya banyak sekali hal dalam hidup kita yang seharusnya membuat kita merasa cukup, merasa penuh syukur, bahkan ada banyak hal yang kita miliki, dari segi harta, yang sangat bisa kita sisihkan atau berikan pada hamba Allah yang lain.

Ketidakhadiran mindset ini yang barangkali menjadi penyebab mengapa nafsu kita akan harta menjadi sulit terpenuhi, bahkan tak jarang ada orang yang banyak harta namun tak mau mengulurkan tangan. Dalam Surah Al-Baqarah digambarkan:

يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ

Ada banyak orang yang mengira dirinya kaya padahal sesungguhnya miskin.


Hadirin rahimakumullah

Ada satu hadis Rasulullah tentang upaya menuju kesempurnaan puasa, yang beliau sampaikan kepada para sahabatnya sejak sebelum bulan ramadan tiba. Hadis tersebut berbunyi:

أَتَاكُمْ شَهْرُ الصِّيَامِ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، اسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خَصَالٍ

Sebentar lagi akan datang kepadamu bulan puasa yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebaiknya kamu lakukan empat hal.

خَصْلَتَيْنِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبُّكُمْ

Yang dua hal akan membuat Tuhanmu rida/senang,


وَخَصْلَتَيْنِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا 

dan dua lagi jangan sampai kamu melewatkannya, atau jangan sampai kamu tidak menggapainya. Lalu Rasul jelaskan, 

فَأَمَّا الخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ : فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهِ ، وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ 

Dua hal pertama yang akan membuat Allah senang/rida adalah kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan memohon maghfirahnya.

وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا : فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الجَنَّةَ ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ

Dan dua hal lagi yang jangan sampaikan terlewatkan adalah memohon agar masuk surga, dan terhindar dari neraka.


Hadirin rahimakumullah

Pada dua hal pertama, kita diingatkan Rasul tentang syahadat dan memohon maghfirah. Mengapa kita harus bersyahadat padahal kita sudah Islam? Rasul bilang, 

جَدِّدُوْا إِيْمَانَكُمْ سَاعَةً فَالسَّاعَة. قِيْلَ : يَا رَسُوْلُ الله، وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيْمَانَنَا؟ قَالَ : أَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهِ


Hadirin rahimakumullah

Ilah dalam bahasa Arab bermakna sesuatu yang tidak hanya disembah, tapi juga ditaati. Bisa jadi dalam kehidupan sehari-hari kita, kita menyembah Allah tapi masih ada kecurangan-kecurangan kecil dengan cara tidak menaati Allah. Memperbanyak zikir laa ilaaha illallah ketika puasa artinya kita berupaya untuk tidak hanya mengagungkan Allah sebagai tuhan yang disembah, tapi juga kita berupaya untuk tidak taat kepada selain Allah. Salah satunya untuk tidak taat pada hawa nafsu kita sendiri.


Poin kedua yang yang akan membuat Allah senang adalah ketika kita memohon maghfirah-nya. Ghofaro dalam bahasa Arab artinya menutup. Kata ini punya beberapa variasi, antara lain kita pernah mendengar sifat Allah Al-Ghaffar, Al-Ghaafir, Al-Ghafuur, secara umum artinya Yang Menutupi. Apa yang ditutupi? Boleh jadi kita sadar ada keburukan yang harus kita tutupi, tapi ada juga keburukan yang mungkin hanya terlihat oleh Allah saja. Kata Imam Ghazali, Allah menutup beberapa hal dari kita sehingga kita memang patut meminta maghfirah Allah. Pertama, Allah menutup isi perut kita. Organ-organ pencernaan, pernafasan, Allah buat tertutup dan tidak transparan. Kedua, Allah menutup isi hati dan pikiran kita, sehingga orang lain tidak bisa membacanya. Ketiga, Allah menutup aib-aib kita sehingga orang lain tidak tahu keburukan apa yang kita sembunyikan, termasuk dosa apa yang mungkin hanya kita sendiri yang tahu. Keempat, Allah menutupi kesedihan kita, trauma yang kita punya, masalah yang sedang bergejolak dalam kepala. 

Puasa ini adalah momentum untuk kita melakukan introspeksi dan memohon maghfirah agar Allah tutupi dosa-dosa kita, Allah hapus dosa-dosa kita, termasuk dosa-dosa yang bisa jadi kita tidak sadari.


Hadirin rahimakumullah

Dua hal lainnya yang jangan sampai terlewatkan selama melaksanakan puasa ini adalah

تَسْأَلُوْنَ اللهَ الجَنَّةَ وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan surga, atau menjauhi neraka. Satu hal yang digarisbawahi oleh nabi, jangan pernah meremehkan satu hal kebaikan atau keburukan meskipun itu sangat kecil. 

اتَّقُوْا النََارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ

Yang sedikit itu lebih banyak dari tidak ada, yang sedikit itu jika berulang-ulang akan menjadi banyak. Jangan pula menganggap bahwa ibadah itu hanya yang mahdhoh saja, yang tertulis seperti salat, puasa, zakat, baca quran, tarawih, dll. Tapi banyak hal yang juga bernilai ibadah, semisal menunaikan tugas dengan baik, memberi nafkah dengan baik, bahkan Rasul bilang, sesederhana memindahkan duri dari jalan umum juga merupakan ibadah.


Hadirin rahimakumullah

Demikian khutbah jumat kali ini, semoga kita semua diberi kenikmatan dalam menjalankan puasa ini, dan bisa mengamalkan empat hal yang telah diamanatkan Rasulullah saw., yaitu dengan senantiasa memperbaharui iman dengan syahadat dan kalimat tahlil, memohon maghfirah, meminta surga, dan memohon agar terhindar dari api neraka.


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلى تَوْفِيْقِه. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلى اَلِه وَأَصْحَابِه وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.


أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. قَالَ تَعاَلى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.


Hadirin rahimakumullah

Ada satu doa yang barangkali kita pernah dengar, biasanya doa ini dibacakan ketika menjelang berbuka puasa. Doa ini oleh para ulama diambil berdasarkan hadis Rasulullah yang tadi kita bahas, yang isinya mencakup empat hal tadi. Doa tersebut berbunyi:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ أَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَنَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ

Doa yang sederhana, mudah diingat, dan mudah-mudahan kita bisa sukses menjalankan ibadah puasa kita dengan sempurna.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِي الْحَاجَاتِ. 

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِيْ فِلِسْطِيْنَ ٣x رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهى عَنِ الْفَحشاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.



(Khutbah ini disampaikan di KBRI Washington, D.C. pada tanggal 15 Maret 2024/4 Ramadan 1445)

Komentar