Tesis: Meletakkan Ide ke dalam KalimatBagian terpenting dari sebuah argumen adalah substansinya, inti dari argumen, gagasan utama yang hendak dikomunikasikan, atau poin utama yang hendak dibuktikan. Hal ini seringkali disebut juga dengan sebutan Tesis: sebuah pernyataan argumentatif yang disajikan dalam satu kalimat deklaratif. Langkah pertama dalam membuat tulisan persuasif adalah dengan menuliskan satu kalimat utama yang menjadi ruh utama dalam argumen yang dibuat. Sebagai contoh, kalimat tesis yang bisa dibuat adalah:
Pendidikan Lingkungan Hidup adalah Pelajaran Ideal untuk Mengenalkan Alam ke Siswa Didik
Setelah punya pernyataan yang jelas dan substansial, tulisan argumen pun siap dibangun untuk memperkuat gagasan tersebut.
Mode-Mode Penyampaian
Sejak zaman Aristoteles, para retorikawan telah mengidentifikasi tiga mode utama penyampaian yang dapat kita gunakan untuk meyakinkan audiens. Aristoteles menyebutnya dengan istilah "bukti seni," karena mode-mode ini membutuhkan seni atau keterampilan dalam pembuatannya.
- Mode pertama adalah Logos, yaitu mode penyampaian berlandaskan alasan. Mode ini menggunakan alasan logis untuk meyakinkan pembaca. Sebagai contoh, kita bisa lihat paragraf berikut:
- Pendidikan Lingkungan Hidup selalu mempromosikan nilai-nilai penting yang diajarkan oleh alam dan lingkungan sekitar, karena kehidupan kita tidak akan pernah bisa lepas dari alam, dan alam adalah sumber utama kehidupan yang saat ini, seringkali dilupakan oleh siswa didik.
Mode penyampaian seperti ini bisa juga disebut sebagai metode deduktif (Deductive Reasoning).Metode ini membuat satu atau lebih proposisi, lalu kemudian menyatukannya di bagian akhir dengan pernyataan yang mengandung implikasi yang amsuk akal.
- Ada juga yang disebut metode induktif (Inductive Reasoning), di mana kesimpulan bisa didapatkan pembaca di awal kalimat:
Pendidikan Lingkungan Hidup seringkali dilupakan oleh para peserta didik, padahal alam dan lingkungan sekitar adalah sumber utama dalam kehidupan manusia.
Penggunaan metode induktif ini memang terkesan singkat dan langsung pada kesimpulan. Sisi baiknya, pembaca bisa langsung mendapatkan ide utama. Tapi sisi buruknya, kesimpulan yang terlalu dini bisa jadi malah membuat argumen menjadi mudah "diserang". Sebagai contoh, pada kalimat itu muncul kesan seolah-olah hanya Pendidikan Lingkungan Hidup yang bisa membuat siswa didik peduli pada alam. Padahal bisa saja siswa peduli pada alam karena pelajaran Sains, Ilmu Sosial, Ilmu Agama, dll.
- Mode kedua adalah Ethos, atau penyampaian berdasarkan etika. Ethos seringkali disajikan dengan cara implisit dan tidak langsung:
Berdasarkan riset selama 20 tahun di berbagai sekolah yang ada di berbagai wilayah di Indonesia, saya menemukan satu hal penting bahwa sekolah yang mengajarkan Pendidikan Lingkungan Hidup dalam kurikulumnya, para siswanya jauh lebih bahagia.
- Mode ketiga yaitu Pathos, yaitu penyampaian yang menyulut emosi pembaca. Emosi tersebut bisa berupa emosi positif seperti kebanggaan dan harapan, atau mungkin emosi negatif seperti ketakutan dan kebencian. Sebagai contoh:
Adakah pelajaran alternatif jika Pendidikan Lingkungan Hidup tidak ada di kurikulum sekolah? Setiap orang, setiap siswa, saat ini hidup di lingkungan yang rusak dan berpolusi. Bahkan di perkampungan pun, ada banyak kerusakan alam dan polusi udara dan air yang tidak sehat. Mencintai alam harus diajarkan sedini mungkin, dan itu bisa dilakukan melalui kurikulum di lembaga pendidikan.
Mode-mode penyampaian ini bersifat artistik karena melibatkan suatu seni yang bisa dipelajari. Hal-hal non-artistik seperti data, survey, statistika, kesaksian, kutipan, dalil, pepatah, ujaran tokoh, adalah hal-hal yang perlu kita kemas agar argumen yang kita berikan kepada pembaca bisa tersampaikan dengan cara yang mulus sekaligus meyakinkan.
Dalam praktiknya, mode Logos bisa kita gunakan dalam merangkai dan menginterpretasikan fakta. Mode Ethos dan Pathos bisa digunakan untuk menyajikan kesaksian yang mengharukan dari seorang saksi.
Komentar
Posting Komentar