- Menulis adalah salah satu pekerjaan yang tak bisa terhindarkan dari seorang praktisi Humas/Public Relation. Yang perlu dicatat adalah PR Writing bukanlah iklan, meskipun isinya tentang suatu produk atau jasa. Perbedaannya ada pada tujuan dari penulisan itu sendiri. PR writing bertujuan untuk melakukan komunikasi atau persuasi, bukan menjual.
- PR writing bukanlah jurnalistik. Isinya tidak bisa netral atau objektif, bersifat persuasif, dan punya peran advokasi.
- Meskipun bukan jurnalistik, PR writing bukanlah penulisan fiksi. Ia berdasarkan fakta, non-fiksi, biasanya bersifat lugas, langsung ke poin, mudah dimengerti, dan secara umum selalu bersifat "secepatnya".
- Target dari PR writing antara lain diperuntukan untuk karyawan perusahaan tempat si praktisi bekerja, komunitas/masyarakat, pelanggan, pemegang saham, dan forum investasi/analis.
- Faktor-faktor dalam tulisan yang persuasif (jika bertujuan untuk persuasi audiens):
- Analisis audiens
- Kredibilitas sumber
- Sesuai dengan self-interest
- Waktu dan konteks
- Saran berupa tindakan
- Konten dan struktur
- Kejelasan pesan
Kredibilitas Sumber
Suatu pesan akan lebih dipercayai oleh publik jika memiliki sumber yang kredibel. Salah satu cara untuk menunjukkan kredibilitas sumber adalah dengan mencantumkan informasi atau kutipan dari seseorang yang dipercaya sebagai ahli.
Penulis Humas harus memikirkan tentang siapa yang paling kredibel, ahli, dan dihormati sebagai juru bicara yang bisanyanya memberikan informasi kepada publik. Tokoh ini bisa seorang presiden, CEO, CFE, selebriti, atau ahli di bidang tertentu.
Sesuai dengan Self-Interest
Penulis Humas harus mempertimbangkan apa yang diinginkan oleh publik. Misalnya, suatu rilis berita dari perusahaan makanan harus fokus pada bagaimana produknya dikembangkan dan didistribusikan kepada pelanggannya. Tapi ketika rilis tersebut akan diberikan kepada media cetak harian atau media massa berupa majalah yang bisa dibaca banyak kalangan, rilisan harus fokus pada nilai nutrisi, kualitas, dan harga yang ditawarkan.
Konten dan Struktur
Ada beberapa teknik yang bisa ditempuh untuk menyampaikan suatu pesan agar lebih persuasif, antara lain: drama (biasanya publik lebih termotivasi oleh gaya penceritaan dan teatrikal), statistik, survey, contoh kasus, testimoni, dan ketertarikan emosional.
Mengapa suatu pesan bisa gagal mempersuasi?
- Terlalu memberi penekanan pada kebutuhan perusahaan, bukan pelanggan.
- Menyampaikan banyak fitur tanpa manfaat.
- Tidak menjawab pertanyaan "apa menariknya bagi saya?".
- Terlalu banyak jargon.
- Tidak ada panggilan untuk aksi.
- Tidak ditujukan ke target audien.
- Gagal menguatkan pesan.
- Kaidah penulisan yang kacau.
Tipe-tipe panulisan atau naskah PR dapat dibagi menjadi dua bagian:
- Berkaitan dengan Media Relations/Press Relations, seperti naskah press release (siaran pers), advertorial, dan press conference (press kit/media kit).
- Berkaitan dengan media promosi, informasi, dan komunikasi perusahaan/organisasi, seperti naskah untuk dipublikasikan di newsletter, in house magazine/Company Magazines, naskah laporan tahunan (annual report), company profile, leaflet, booklet, brosur, dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar