Ketika para pakar sudah tidak didengarkan lagi

Pernah gak sih kita ketemu dengan orang yang merasa lebih pintar dan merasa paling benar padahal dia bukan ahlinya? Misalnya ada pasien yang mendiagnosa dirinya sendiri dan menolak saran dokter spesialis. Atau ada orang yang baru belajar agama setahun, tapi sudah berani mendebat pendapat kiai yang mesantrennya aja belasan tahun. Atau seorang penjual suplemen diet yang berani menganulir pendapat seorang dokter gizi. Atau mungkin ada juga seorang tukang bangunan yang merasa lebih tahu soal konstruksi bangunan di hadapan seorang ahli teknik sipil? Fenomena ini menjadi satu isu menarik yang dibahas seorang penulis Amerika yang bernama Tom Nichols, dalam bukunya yang berjudul The Death of Expertise, atau Matinya Kepakaran. Secara garis besar, buku ini membahas fenomena di mana masyarakat modern semakin menolak otoritas dan keahlian, meskipun keahlian itu berbasis ilmu pengetahuan dan pengalaman yang mendalam. Nichols menguraikan bagaimana tren ini muncul, dampaknya terhadap masyarakat, sert...

Selesaikan Masalah Dengan Start Up Islami

Start Up Berbasis Islam



Panelis ketiga diisi oleh dua orang pemateri, yaitu Evilita Andriani, pendiri Ojek Syariah Indonesia (Ojesy), dan Andreas Sanjaya, pendiri iGrow Indonesia.

Pada dasarnya, start up merupakan bentuk bisnis rintisan yang baru dimulai, lebih terkesan inovatif dan menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan tertentu yang ada di masyarakat. Sebagai contoh, Ojesy hadir dan dapat diterima masyarakat atas dasar pemenuhan kebutuhan transportasi yang pekerja dan pelanggannya khusus perempuan. Jasa transportasi daring ini hadir di Sembilan kota di Indonesia, berangkat dari kekhawatiran sebagian besar perempuan jika naik ojek yang supirnya lawan jenis. 

Pada sesi pertama, Evilita memaparkan profil singkat perusahaan yang dimilikinya, mulai dari sejarah, kiprah, sampai prestasi di tingkat nasional dan internasional. Ia juga memberikan berbagai tips untuk para pemula yang hendak membangun sebuah start up. 

Beberapa tips yang disampaikannya antara lain, pentingnya membagi jenis layanan pelanggan dalam bentuk regular dan langganan (subscription). Dengan penawaran harga yang menarik, menurutnya strategi ini akan lebih mengikat pelanggan. 

Selain strategi tersebut, ia juga menekankan pentingnya memiliki bagian layanan pelanggan yang cakap dan cekat, membangun bagian pengembangan program (Program Development), melakukan pendekatan khusus terhadap pelanggan tertentu (Special Treatment), dan harus siap terjun untuk berkompetisi dengan layanan/produk bisnis lain yang serupa.

Selain itu, Evilita juga menyampaikan perlunya perusahaan untuk memiliki beberapa hal untuk menunjang kemajuan sebuah perusahaan pemula. Antara lain memiliki tujuan, visi, misi, dan target perusahaan dengan jelas (milestone), memiliki legalitas, memiliki media social untuk menggerakan pasar, dan tak kalah penting harus memiliki tim advisor yang telah berpengalaman di setiap bidang kebutuhan.

Di sesi kedua, Andreas Sanjaya mempresentasikan pentingnya berkarya melalui teknologi. Berbekal pengalamannya selama bertahun-tahun di bidang teknologi, Andreas meyakinkan para peserta simposium akan pentingnya menjadikan teknologi sebagai alat dan media perubahan, sekaligus menjadi media untuk berdakwah. 

Beberapa perusahaan rintisan pernah ia bangun meskipun pasang surut. Temanbisnis, Badr Interactive, iGrow Indonesia, iStore, adalah beberapa platform digital yang ia dirikan di bidang yang berbeda-beda. Badr Interactive, misalnya, merupakan sebuah platform pembelajaran membaca Alquran pertama asal Indonesia yang hadir di Playstore. Besarnya antusian pengguna aplikasi tersebut, telah mengantarkan Andreas pada berbagai prestasi multilevel. Aplikasi itu pun telah digunakan oleh jutaan pengguna dari seluruh dunia. Hal tersebut yang membuat ia yakin bahwa teknologi akan menjadi manfaat yang sangat besar jika diisi dengan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selain itu, Andreas juga mengembangkan iGrow Indonesia, sebuah platform yang mempertemukan investor dan petani, dengan tujuan memanfaatkan banyaknya lahan kosong yang ada di Indonesia. Usaha ini terbukti sangat membantu para petani dan dunia pertanian Indonesia.

Dalam pemaparannya, Andreas menyampaikan beberapa tips bagi para starter up pemula, yang salah satunya adalah perlunya memilki kemampuan untuk mengakses modal dan mengakses pasar. Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya mengatur napas dalam mengelola sumber daya. Perusahaan yang baru pertama kali dibangun tidak seharusnya menghabiskan seluruh sumber daya di awal, melakukan pelengkapan semaksimal mungkin di awal, karena beresiko tidak akan menemukan momentumnya.

Islamabad, 3 Maret 2018

Komentar