Menelusuri Perjalanan Psikologis Seorang "Pria yang Mencuci Piring"

Apa jadinya ketika seorang psikiater, yang notabene tukang ngobatin orang-orang sedih dan kehilangan, malah mengalami kesedihan dan kehilangan? Buku ini menawarkan perspektif menarik tentang proses berduka melalui pengalaman pribadi seorang psikiater, dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ., yang menghadapi kehilangan anaknya. Dengan gaya penulisan yang sederhana dan penuh makna, buku ini mengajak pembaca untuk menyelami dunia psikis seseorang yang berjuang untuk mengatasi kesedihan dan menemukan kembali kekuatan untuk melanjutkan hidup. Buku ini disusun dengan gaya yang mudah dipahami, menggunakan diksi sederhana yang cocok untuk kalangan luas. Meskipun penulis adalah seorang profesional medis yang akrab dengan istilah psikologi dan kedokteran, ia berhasil mengemas konsep-konsep tersebut dalam bahasa yang sangat mudah dipahami, sehingga pembaca dari berbagai latar belakang dapat menikmati dan mengambil manfaat dari pembacaannya. Secara struktur, buku ini terdiri dari 16 judul, yang secara berur...

Menjadi Suami Idaman yang Jago Masak

Hasil gambar untuk men in kitchen
Image taken from here

Waktu SMA, Kami sering ikut Jihad. Jihad, Ngaji Ahad. Setiap Minggu pagi, biasanya kami keluar kompleks pesantren jam setengah enam pagi untuk sorogan kitab Fathul Qarib di rumah Ustadz Uus. Dalam sebuah pertemuan yang saya lupa tepatnya kapan, guru Kami mengatakan bahwa salah satu kewajiban seorang suami adalah menafkahi keluarganya. Nafkah sandang, pangan, dan papan. Dalam hal pangan berarti makanan, dari mulai ketersediaan bahan sampai perut kenyang. Beras yang dibeli oleh suami belum bisa dikonsumsi sang istri jika belum dimasak. Berarti ada tugas yang belum sempurna. Haruskah suami yang memasaknya?

Jawabannya iya. Bahkan dari guru yang lain pun, Saya mendapatkan jawaban yang sama. Bahkan mendapat tambahan tak hanya memasak tapi juga mencuci baju, membersihkan rumah, dan melakukan banyak hal yang secara umum dilakukan oleh istri.

Dalam kredo klasik patriarkis, dapur selalu dijadikan penjara bagi perempuan. Seolah-olah memang perempuanlah yang bertugas sepenuhnya di sana, sehingga skill jago masak menjadi keharusan bagi perempuan sebelum menempuh jenjang pernikahan. Bagaimana jika kita berusaha untuk menjadikan hal itu setara dalam kelezatan sepiring masakan?

Fakta dan sejarah telah membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan sejajar dalam makanan. Sebut saja beberapa chef dunia yang dikenal karena kemampuan memasaknya. Dari Gordon Ramsay, Chef Juna, sampai Cecep dan Yudis, mereka adalah deretan laki-laki ternama dalam urusan masak memasak. Bahkan penjual makanan berspanduk khas Ayam Bakar dan Pecel Lele di pinggir jalanan se-Indonesia pun didominasi oleh kaum laki-laki.

Dalam konteks per-mat’am-an Masisir, sebagian besar pelaku usaha warung makan dari koki sampai pelayannya didominasi oleh laki-laki. Lesehan La Tansa hanyalah rumah bercat biru jika ustadz-ustadz di sana tidak menyediakan Ayam Bakar Kuah Kacang yang nyus mengundang selera. Warung Bobby tak ada apa-apanya jika bukan karena Ayam Aladinnya. Juga jasa Mang Hamzah dan kawanya yang telah membuat Sate Ayam dan Ayam Bumbu Bali menjadi ikon dari kesejahteraan Warung Dua-Dua.  Distrik Asyir takkan seterkenal sekarang jika para pria Masisir enggan untuk turun ke dapur dan membuka warung-warung makanan khas Indonesia.

Sebagai lelaki, sebenarnya, kamu hanya perlu menjaga hafalan Alquran secara teratur, rajin salat berjamaah subuh di Masjid, tidak suka mengumbar kebencian, adalah syarat untuk menjadi calon suami idaman perempuan jaman now. Satu lagi syarat tambahan: harus enak dipandang. Sesederhana itu. Akan tetapi, kepribadian itu saja tidak cukup. Enak dipandang dan rajin salawat saja tidak akan mampu menyelesaikan berbagai masalah rumah tangga. Kamu juga harus jago masak, agar kehidupan rumah tanggamu penuh gelora. Tak hanya di kasur, tapi juga di dapur.

Masak Nasi

Saya belajar masak dari beberapa senior dan koki mat’am tentang kemampuan dasar yang harus dimiliki pria Masisir di dapur. Ternyata jawabannya adalah masak nasi pakai panci. No Rice Cooker.  

Masak nasi adalah level Survival paling dasar yang harus dikuasai pria Indonesia saat masuk dapur. Tidak perlu banyak kreativitas dalam memasak nasi. Cukup cuci beras beberapa bilasan. Jangan biarkan warna putihnya terlalu pudar karena beberapa khasiat beras dikhawatirkan hilang. Tambahkan air sampai batas sepertiga telunjuk di atas permukaan beras. Jika ingin menu pokokmu lebih unch, tambahkan daun salam sebagai pengunggah selera. Opsi tambahan garam dan sereh pun akan menjadikan nasi biasa menjadi nasi liwet yang luar biasa.

Biarkan pancimu dibakar api sedang sampai air genangan berasnya mendidih dan sedikit surut. Jika sudah begitu, kecilkan api dan biarkan selama 10 menit. Jika nasi tidak ingin menempel di dinding panci agar panci lebih mudah dicuci, biarkan nasi selama 5-10 menit tanpa bara api.


Nasi Goreng

Nasi Goreng adalah kemampuan dasar selanjutnya yang harus dikuasai. Kemampuan ini akan sangat berguna untuk memanfaatkan nasi sisa semalam, kebanyakan nasi dari pemberian musa’adah, atau kondisi-kondisi lain yang hanya akan teratasi dengan Nasi Goreng.
Nilai-nilai kearifan lokal akan membantu menciptakan sepiring nasi goreng penggugah selera. Sepotong kencur, irisan cabai, kunyit, bawang merah, bawang putih, gula, dan garam cukup menjadi kombinasi sederhana sebagai bumbu. Ulek, no blended. Orang Sunda bilang, bumbu yang diulek terasa lebih nikmat karena sari-sarinya keluar dengan sempurna. Sementara blender, fungsinya hanya menghancurkan hubungan bukan menyatukan ikatan.

Secara literal, nasi goreng memang hanya berarti sebagai nasi yang ditumis cepat dengan beragam bumbu pelengkap. Tapi secara semantik, nasi goreng adalah pengantar yang baik untuk menjamu teman-teman serumah. Tambahkan telur ayam setelah tumisan bawang putih menggelitik hidung, lalu orak arik sampai setengah matang. Kombinasi di atas pun cukup  menjadi solusi untuk membuat suasana rumah menjadi lebih hangat dan akrab.

Sup Kosong/Isi

Sebelum memasuki musim dingin, pastikan kamu sudah punya kemampuan untuk membuat sup hangat sederhana. Beberapa siung bawah putih ditambah merica dan garam mampu menjadi pondasi kuat semangkuk sup. Tambahkan ceker ayam yang harganya tak sampai 5 pound per kilogram, jika kamu ingin merasakan sensasi kaldu ayam di dalamnya.

Tambahkan beberapa potong sayuran segar seperti wortel, kentang, kol, dan badinjan agar supmu segar bernutrisi. Ingin stamina baca muqorror lebih stabil? Bubuhkan daun gargir setelah wortel dan kentang.

Telur Dadar

Telur dadar adalah solusi terbaik buat kamu yang tidak punya banyak waktu untuk memasak. Memang tidak sesimpel mie rebus atau pop mie, tapi pilihan satu ini jauh lebih bernutrisi dan punya daya tahan kenyang yang lebih lama dibanding mie instan.

Simpanlah beberapa telur ayam di rumahmu sebagai antisipasi ketika kamu lapar dan teman rumahmu tidak melaksanakan jadwal masak. Pecahkan telur dalam wadah, tambahkan gula, garam, merica, bon cabe, dan irisan bawang, kocek lalu goreng dengan minyak yang tak terlalu banyak. Sajikan dengan nasi putih yang masih panas, niscaya sarapan pagimu mampu menjadi awal yang baik sebelum berangkat ke kuliah.

Ingin konten ototmu bertambah? Kocek telur dalam gelas yang dicampur sesendok madu. Minum ramuan mentah itu dengan bahagia, lalu rasakan khasiatnya. Jika punya uang lebih, telur ayam kampung akan lebih punya tenaga.

Mampu memasak ataupun tidak bukanlah parameter apakah seorang lelaki adalah (calon) suami yang baik atau tidak. Tidak dipungkiri bahwa di dunia ini tak sedikit pula perempuan yang mencari suami bukan karena jago masaknya, tapi karena banyak duitnya. Dengan banyak duit, maka kamu bisa menyewa jasa seorang koki untuk jadi koki keluarga. Tapi skill memasak bagi pria jaman now adalah ikhtiar sederhana yang harus dimiliki karena manfaatnya akan cukup berguna dalam banyak kondisi. Misalnya ketika berjodoh dengan istri yang masak air aja gosong, ketika istri sedang sakit, sedang melahirkan, atau sedang tidak ada di rumah.

Jadi, mau masak apa hari ini?

27 September 2017.






Komentar