Menelusuri Perjalanan Psikologis Seorang "Pria yang Mencuci Piring"

Apa jadinya ketika seorang psikiater, yang notabene tukang ngobatin orang-orang sedih dan kehilangan, malah mengalami kesedihan dan kehilangan? Buku ini menawarkan perspektif menarik tentang proses berduka melalui pengalaman pribadi seorang psikiater, dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ., yang menghadapi kehilangan anaknya. Dengan gaya penulisan yang sederhana dan penuh makna, buku ini mengajak pembaca untuk menyelami dunia psikis seseorang yang berjuang untuk mengatasi kesedihan dan menemukan kembali kekuatan untuk melanjutkan hidup. Buku ini disusun dengan gaya yang mudah dipahami, menggunakan diksi sederhana yang cocok untuk kalangan luas. Meskipun penulis adalah seorang profesional medis yang akrab dengan istilah psikologi dan kedokteran, ia berhasil mengemas konsep-konsep tersebut dalam bahasa yang sangat mudah dipahami, sehingga pembaca dari berbagai latar belakang dapat menikmati dan mengambil manfaat dari pembacaannya. Secara struktur, buku ini terdiri dari 16 judul, yang secara berur...

Ungkapan

Ohayou gozaimasu : Selamat Pagi
Konnichiwa : Selamat Siang
Konbanwa : Selamat Malam
Dewa, mata ashita : Sampai jumpa besok
Mata Raishuu : Sampai Jumpa minggu depan
Jaa, mata : Segera bertemu kembali (dalam waktu dekat)
Oyasuminasai : Selamat Tidur
Sayounara : Sampai jumpa lagi (waktu tak tentu)
Ohisashiburi desune : Lama tak jumpa
O genki desu ka ? : Apa kabar?
Arigatou Gozaimasu : Terima Kasih
Douzo : Ungkapan untuk mempersilakan
Shitsurei desuka : Maaf
Sumimasen : Maaf, permisi
Aa, soudesune : Oh, begitu!
Shirimasen : Tidak tahu
Oshiete Kudasai : Jelaskan padaku

Note :
  • Huruf yang memiliki vokal o+u berarti dibaca panjang. Contoh : Douzo (dibaca : doozo).
  • Huruf n memiliki beberapa ketentuan dalam pembacaannya. Jika n berhadapan dengan huruf n, dibaca n. Contoh : Konnichiwa.
  • Jika n berhadapan dengan huruf b, dibaca m. Contoh : Konbanwa (dibaca : Kombangwa). Jika n berhadapna dengan huruf selain n dan b, dibaca ng, seperti pada kata Konbanwa. Aturan ini memang lebih mirip dengan hukum bacaan tajwid dalam Bahasa Arab.
  • Kata desu dibaca des, tidak dibaca desu, baik di tengah ataupun di akhir kalimat.  

Komentar