Ketika para pakar sudah tidak didengarkan lagi

Pernah gak sih kita ketemu dengan orang yang merasa lebih pintar dan merasa paling benar padahal dia bukan ahlinya? Misalnya ada pasien yang mendiagnosa dirinya sendiri dan menolak saran dokter spesialis. Atau ada orang yang baru belajar agama setahun, tapi sudah berani mendebat pendapat kiai yang mesantrennya aja belasan tahun. Atau seorang penjual suplemen diet yang berani menganulir pendapat seorang dokter gizi. Atau mungkin ada juga seorang tukang bangunan yang merasa lebih tahu soal konstruksi bangunan di hadapan seorang ahli teknik sipil? Fenomena ini menjadi satu isu menarik yang dibahas seorang penulis Amerika yang bernama Tom Nichols, dalam bukunya yang berjudul The Death of Expertise, atau Matinya Kepakaran. Secara garis besar, buku ini membahas fenomena di mana masyarakat modern semakin menolak otoritas dan keahlian, meskipun keahlian itu berbasis ilmu pengetahuan dan pengalaman yang mendalam. Nichols menguraikan bagaimana tren ini muncul, dampaknya terhadap masyarakat, sert...

Islamisasi Ilmu Pengetahuan

1. Sikap-Sikap Umat Islam
  • Sikap yang berdasarkan pada asumsi bahwa Ilmu Pengetahuan yang berasal dari Barat sebagai Ilmu Pengetahuan yang sekuler, karena itu harus ditolak;
  • Sikap yang menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan yang berasal dari Barat bersifat netral, karena ilmu itu harus diterima apa adanya tanpa rasa curiga;
  • Sikap yang didasarkan pada asumsi bahwa Ilmu Pengetahuan yang berasal dari Barat sebagai ilmu yang sekuler dan materialisme. Dan dapat diterima oleh umat Islam dengan terlebih dahulu mengislamkannya (Islamisasi ilmu);

2. Ide Awal Islamisasi
  • Ide Islamisasi sebenarnya berangkat dari asumsi bahwa ilmu pengetahuan tidak bebas nilai atau netral. 
  • Al-Attas, sebelum diajarkan lewat pendidikan, ilmu harus ditapis terlebih dulu agar nilai-nilai yang bertentangan secara diametral dengan pandangan dunia Islam dapat diminimalisasi.
  • Gagasan islamisasi merupakan upaya dekonstruksi terhadap ilmu pengetahuan Barat untuk kemudian direkonstruksi ke dalam sistem pengetahuan Islam.

3. Pendapat Tentang Islamisasi
  • Terdapat pro kontra dalam Islamisai ilmu pengetahuan
  • Muhammad Akraoun mengatakan, proses Islamisasi adalah hal yang salah,  sebab akan menjebab kita pada pendekatan yang menganggap bahwa Islam semata-mata sebagai ideologi.
  • Usep fathudin, proses Islamisasi Ilmu pengetahuan bukan suatu proses yang kreatif, karena kedua kebenaran yang berbeda (yakni kebenar ilmu dan kebenaran agama.
  • Usep fathudin, proses Islamisasi Ilmu pengetahuan bukan suatu proses yang kreatif, karena kedua kebenaran yang berbeda (yakni kebenar ilmu dan kebenaran agama
4. Proses Islamisasi Ilmu

  • Dilakukan dengan cara menjadikan Islam sebagai landasan penggunaan ilmu pengetahuan (aksiologi); tanpa mempermasalahkan aspek otologis dan efistemologis ilmu itu;
  • Dilakukan dengan cara memasukan nilai-nilai Islami kedalam konsep ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut; berangakat dari asumsi, ilmu tidak bebas nilai;
  • Dilakukan dengan cara menerapkan kosep tahuan dalam arti seluas-luasnya; tauhid tidak hanya dilihat dari unsur teosentris, tetapi melihat hubungan antara manusia dgan manusia lain, manusia dengan alam, yang saling mempengaruhi sebagai buktu wujud Tuhan
  • Dilakukan melalui inisiatif pribadi melalui proses pendidikan yang diberikan secara berjenjang dan berkesinambungan; “dokter yang Islami”
  • Dilakuan dengan cara melakukan integrasi antara dua paradigma agama dan ilmu yang seolah-olah memperlihatkan perbedaan;
  • Kebenaran ilmu yang bersifat relatif sedangkan agama bersifat absolut;
  • Ilmu pengetahuan bersifat imanen dan spekualtif, sedangkan agama bersifat transenden dan pasti benar dan tidak dipertentangkan;
  • Ilmu bersifat tidak pasti, sedangkan agama bersifat pasti;
  • Ilmu pengetahuan melihat sesuatu yang bersifat objektif,  sedangkan agama melihat sesuatu secara normatif;
  • Ilmu pengetahuan melihat problematika bersadarkan rasio, sedangkan agama melihat problematika berdasarkan petunjuk Tuhan;
  • Ilmu pengetahuan berbicara yang empiris, semenatra agama berbicara yang ghaib

Komentar