Tampaknya, kehidupan jaman sekarang tidak akan berjalan tanpa diiringi laju perkembangan teknologi. Tanpa disadari pun, kita memang membutuhkan kehadiran teknologi, karena berbagai macam alasan. Seolah-olah, teknologi adalah kebutuhan primer yang tidak dapat ditunda-tunda dalam pemenuhannya. Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994 : 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya membentuk sebuah sistem. Sains mengacu pada pemahaman tentang dunia nyata di sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu sama lain.
Pedesaan atau pun perkotaan bukanlah sisi pembatas yang dapat menghalangi perjalanan teknologi dalam memasyarakatkan dirinya. Besarnya kebutuhan serta adanya sikap konsumtif dalam keseharian masyarakat, menyebabkan teknologi menjadi sangat dibutuhkan dalam banyak aspek. Dengan cara semacam itu, teknologi akan sangat mudah menetrasi masyarakat. Salah satunya adalah internet.
Internet dalam ranah kebudayaan kita, telah dikenal sejak 1992, ketika internet tak lagi berperan sebagai media komunikasi tentara Amerika. Menjamurnya warung internet (warnet) serta mudahnya akses untuk mendapatkannya membuat siapapun, dimanapun dan kapanpun dapat memasuki perpustakaan terlengkap ini. Berbagai macam aplikasi yang telah menghipnosis para netizen tak selamanya memiliki unsur positif. Tak sedikit ditemukan aplikasi-aplikasi menarik memiliki unsur-unsur negatif, terutama pornografi. Begitu mendengar kata “pornografi”, sepertinya kita akan memutar pikiran pada konotasi yang buruk dan tak bermoral. Sekalipun orang awam tak tahu apa arti pornografi secara teori.
Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. Pornografi juga dapat diartikan sebagai sebuah substansi dalam media atau alat komunikasi yang dibuat untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang mengeksploitasi seksual, kecabulan, dan erotika. Mencari pornografi di internet bukanlah hal yang sulit. Tanpa dicari pun, pornografi ‘senang’ menyodorkan dirinya melalui hal-hal berikut:
Search Enginemerupakan mesin pencari yang tersedia dalam internet sehingga para pengguna dengan mudah dapat menemukan sesuatu yang dicarinya. Termasuk pornografi. Selain melakukan pencarian di mesin pencari, pornografi biasanya dihadirkan secara khusus dan terkesan ekslusif pada halaman-halaman tertentu. Jelas saja, keberadaan pornografi dalam ruangan yang khusus akan membuat para konsumennya betah dan kecanduan untuk kembali menikmati negatifnya.
Tanpa disadari pun, situs porno telah menjadi bagian penting dalam mendorong hasrat seseorang untuk bertindak di luar kewajarannya, sehingga menimbulkan sikap asusila, kebobrokan moral, pergaulan bebas, perselingkuhan, hamil di luar nikah yang kemudian menimbulkan aborsi, penyakit kelamin, perilaku seksual menyimpang, dan sebagainya. Selain situ sporno, jejaring sosial juga tidak menutup kemungkinan memiliki unsur seksual yang dapat dicicipi penggunanya. Maraknya penggunaan situs jejaring sosial dewasa ini turut meramaikan bingkai globalisasi. Berbagi aktivitas yang terjadi di dalamnya telah menorehkan berbagai macam pro-kontra di kalangan para penggunanya. Pro karena jejaring sosial menjadi wasilah untuk bersilaturrahmi, namun kontra karena jejaring sosial juga menjadi fasilitator terhadap kehadiran pornografi. Media sosial suatu waktu berperan sebagai sarana penyebaran foto yang tidak layak, video porno, atau bahkan iklan-iklan khusus untuk dewasa yang ditayangkan di hadapan semua umur.
Generasi muda sebagai penopang bangsa, adalah konsumen internet paling dominan. Dalam banyak aspek, peran generasi muda sangatlah dibutuhkan. Tentunya, generasi yang dibutuhkan untuk membangun bangsa itu bukanlah generasi yang hancur dan acak-acakan. Karenanya, perlu ada pembenahan dan pengarahan untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas, demi tercipatnaya negeri yang sebagaimana kita harapkan. Dalam Al-Quran Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (QS. Al-Israa:32)”
Untuk itu, perlu kita perhatikan beberapa hal yang erat kaitannya dengan problematika diatas. Antara lain yang berkaitan erat dengan moralitas. Secara bahasa, moralitas diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan etika atau adat sopan santun. Moralitas dapat difungsikan sebagai benteng pertahanan diri dari berbagai macam serangan pornografi. Agar benteng itu berdiri tegak, kokoh dan kuat, dapat dilakukan dengan upaya penekanan pendidikan keagaman sejak dini, baik yang bersifat formal maupun non formal. Selain pendidikan agama, moralitas juga dapat dilakukan dengan adanya moral persuasions. Hal ini dapat dilakukan oleh pemerintah atau lembaga masyarakat di lingkungan sekitar. Peran pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pornografi sangatlah dibutuhkan, karena pemerintah berperan sebagai otonom, yang memegang peranan penting terhadap pembentukan moral suatu bangsa. Pemerintah harus memberlakukan beberapa kebijakan demi terjaganya citra suatu pemerintahan itu sendiri. Kebijakan yang pemerintah informasikan dapat berupa peraturan perundang-undangan mengenai pornografi, melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang beraroma pornografi, memberikan sanksi pidana kepada seseorang yang melakukan kegiatan bersifat pornografi, dan sebagainya.
Bimbingan orang tua dalam setiap tindak-tanduk seorang anak sangatlah berperan penting. Anak, jika dibiarkan terlarut-larut dalam dunianya sendiri tanpa ada pengawasan dari pihak orang tua akan menimbulkan dampak yang negatif. Dengan pengawasan yang dilakukan orang tua terhadap apa saja yang dilakukan anaknya, baik yang masih berusia pra-remaja maupun yang sudah menapaki masa-masa remaja, sangatlah dibutuhkan. Jikalah orang tua tidak memberikan pengawasan terhadap anaknya, maka tak menutup kemungkinan si anak akan ikut berpartisipasi dalam mencium aroma pornografi, apalagi jika factor lingkungannya mendukung.
Selain itu, usaha lain untuk meminimalisir pornografi juga dapat dilakukan melalui gerakan Internet Sehat. Internet Sehat adalah gagasan yang dapat dikembangkan guna meminimalisir terjadinya hal-hal yang bersifat negatif dan menghindari akan terjadinya sesuatu yang menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku, baik secara agama, atau secara hukum. Internet Sehat ini juga dapat direalisasikan melalui berbagai macam hal, misalnya dengan cara memasang software anti pornografi pada komputer-komputer warnet yang banyak dikunjungi masyarakat. Dengan adanya teknologi yang mutakhir, software semacam ini tidaklah sulit untuk kita dapatkan. Kita bisa mendapatkan software tersebut dengan cara meng-install dari sebuah CD atau meng-unduh langsung dari internet. Cara lainnya yaitu melakukan pembatasan usia, berapakah usia minimal yang boleh menikmati internet.
Komentar
Posting Komentar